Senin, 23 Mei 2016

TEKNIK DALAM OLAHRAGA



MAKALAH
ILMU MELATIH DASAR
Teknik Dalam Olahraga”


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMDBerXZnDWa3sOQpcI2GPWVs4JyZlmBsXHBdE4qifQyzrC2En9whiUZTVnAcEuOFwIVS-I21EuvywnXpHH4mbGF5SbsbOiTHfR2XaEf_wvj-ki8shENS7HgZHYbqPcT-6T9VubAiQdYpD/s1600/Download-logo-unp-coreldraw-eps-format.png

O
L
E
H

KELOMPOK
8


Gemi Candra               (14086048)
Kurnia Octarika          (14086156)
Muthia Gustiyandi      (14086157)
Puti Larasti                  (14086158)
Ririn Syafitri               (14086035)


PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................        i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Rumusan Masalah ................................................................................................        1
B.     Latar Belakang .....................................................................................................        3
C.     Tujuan Makalah ....................................................................................................        3
BAB II ISI PEMBAHASAN
A.    Pengertian teknik dan fungsi dalam olahraga ......................................................        4
B.     Teknik dan Gaya ..................................................................................................        5
C.     Teknik dan Koordinasi gerak................................................................................        7
D.    Tingkatan Teknik dalam Olahraga .......................................................................        7
E.     Latihan Teknik sebagai Belajar Motorik ..............................................................        10     
F.      Metode-metode Latihan Teknik ...........................................................................        12
G.    Faktor-faktor penentu keberhasilan belajar dan berlatih teknik ...........................        15
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ..................................................................................................        16
B.     SARAN                                                                                                                       16

DAFTAR PUSTAKA
 


KATA PENGANTAR


Basmallah 4
 
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan kesehatan serta keselamatan dunia kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmu melatih dasar dengan materi mengenai implementasi supervise terhadap peningkatan mutu pendidikan”. Adapun maksud pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Administrasi dan supervise pendidikan” yang merupakan  mata kuliah yang wajib diselesaikan bagi mahasiswa universitas negeri padang.
Selama proses pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat masukan berupa motivasi, bimbingan dan saran serta arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah serta kepada teman-teman semuanya.
Penulis masih menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang  di inginkan. Oleh karena itu, penulis mohon saran serta kritikan dalam pembuatan makalah ini demi kesempurnaan makalah penulis ini sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                                             Padang, Mei 2016

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
        Teknik secara harfiah diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.  Jika di kaitkan dengan pelajaran olahraga teknik berarti cara-cara yang dilakukan seseorang untuk mempraktekkan suatu metode sesuai dengan olahraga yang bersangkutan.
Teknik olahraga itu tergantung dengan olahraga yang bersangkutan, tidak mungkin teknik olahraga renang disamakan dengan teknik bermain voly, oleh karena itu teknik olahraga itu tergantung dengan cabang olahraga itu masing-masing. Setiap cabang olahraga mempunyai perlakuan yang berbeda. Dan setiap teknik olahraga mempunyai tujuan yang berbeda.
Teknik olahraga telah disadari oleh banyak orang di kalangan olahragawan maupun patih dan juga pengamat olahrga, olahraga dapat menunjang pelaksanaan olahraga lebih baik lagi, namun dalam pelaksanaan teknik olahraga belum efektif seperti yang dihaarapkan dikarenakan didalam pelaksanaan teknik olahraga adanya faktor-faaktor  penentu keberhasilan belajar dan berlatih teknik dan koordinasi yang belum dipahami oleh kalangan olahragawan.
Koordinasi adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai suatu fungsi khusus (Grana dan Kalenak, 1991:253). Menurut Schmidt(1988:265) dalam Sukadiyanto, koordinasi adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien, di mana komponen gerak terdiri dari energi, kontaksi otot, syaraf, tulang dan persendian merupakan koordinasi neuromuskuler.
Koordinasi neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Sebab terjadinya gerak timbul oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf. Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler dan intermuskuler. Koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut otot di dalam otot itu sendiri. Sedangkan koordinasi intramuskuler menurut Pyke dalam Sukadiyanto (1991:140) yaitu melibatkan efektivitas otot-otot bekerjasama dalam menampilakan satu gerak, sehingga dalam koordinasi intramuskuler kinerjanya tergantung dari interaksi beberapa otot.
Jadi koordinasi gerak adalah hubungan timbal balik hubungan timbal balik antara pusat susunan gerakan dengan alat gerak dalam mengatur dan mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses-proses motorik yang terjadi untuk pelaksanaan gerakan.
Teknik olahraga bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun materi yang dibahas dalam makalah ini adalah teknik olahraga dan koordinasi gerak.




B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan fungsi teknik dalam olahraga?
2.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan gaya?
3.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan koordinasi gerakan?
4.    Apa-apa saja tingkatan teknik dalam olahraga?
5.    Bagaimana mtode latihan teknik sebagai belajar motorik?
6.    Bagaimana metode latihan teknik?
7.    Apa saja faktor-faktor penentu keberhasilan belajar dan berlatih teknik?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui teknik dan fungsi teknik dalam olahraga
2.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teknik dan gaya
3.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teknik dan koordinasi gerakan
4.    Untuk mengetahui tingkatan teknik dalam olahraga
5.    Untuk mengetahui mtode latihan teknik sebagai belajar motorik
6.    Untuk mengetahui metode latihan teknik
7.    Untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan belajar dan berlatih teknik.











BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Teknik dalam Olahraga
Secara sederhana teknik dapat diartikan sebagai cara. Teknik menendang bola adalah cara menendang bola, yaitu bagaimana cara seseorang menendang bola dengan benar terarah kepada sasaran yang diinginkan. Teknik memukul (spike) bola dalam permainan bola voli adalah bagaimana cara seseorang atau atlet bola voli adalah bagaimana cara seseorang atau atlet bola voli memukul bola dengan keras dan terarah ke daerah pertahanan lawan.  Demikian pula halnya dengan teknik-teknik cabang olahraga yang lain yang kesemuanya yang dapat diartikan dengan cara seperti cara memukul, menendang, menggiring, mengelak, menarik, mendorong, melompat, mengayun, berlari, dan lain sebagainya. Pengertian teknik sebagaimana dikemukakan di atas belum menggambarkan arti teknik yang sebenarnya dalam olahraga.
Pengertian teknik menurut para ahli:
1.    Thiess at al (1978: 225), teknik adalah cara khusus yang dapat dilakukan atau direalisasikan untuk memecahkan suatu tugas gerakan olahraga dalam praktek berdasarkan kondisi manusia secara utuh.
2.    Weineck (1985: 237) mendefenisikan teknik sebagai cara yang dikembangkan dalam praktek olahraga untuk memecahkan suatu tugas gerakan tertentu secara efektif dan seefisien mungkin.
Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud teknik dalam olahraga adalah suatu cara yang digunakan atau dikembangkan oleh seseorang atau atlet untuk menyelesaikan / memecahkan suatu tugas gerakan dalam olahraga secara efektif dan efisien. Yang dimaksud tugas gerakan disini adalah bentuk-bentuk aksi / perbuatan / tindakan motorik yang dilakukan seseorang dalam olahraga untuk mencapai suatu tujuan gerakan.  Sedangkan efektif berarti sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan efisien berarti hemat dalam penggunaan tenaga.
Pengesuaan seseorang atau atlet terhadap suatu teknik olahraga tertentu merupakan gambaran tingkat keterampilan yang dimilikinya terhadap teknik tersebut. Semakin baik teknik seseorang dalam suatu cabang olahraga maka semakin tinggi tingkat keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu para ahli cenderung menyebutnya dengan keterampilan teknik.  Bompa / Haff (2009) teknik dapat diartikan sebagai cara melakukan suatu keterampilan atau latihan fisik.
Di samping itu, penguasaan teknik yang baik akan dapat menghemat penggunaan, tenaga, karena kualitas teknik yang baik dapat lebih mengefisienkan pemakain gerakan. Ini berarti bahwa semakiin baik teknik yang dimiliki oleh seseorang atau atlet, maka semakin efisien atlet menggunakan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan. Bompa (1999: 60) mengatakan bahwa teknik yang baik sama dengan efisiensi yang tinggi (good technique = high efficiency). Dapat diartikan bahwa terdapat kolerasi positif antara tingkat kualitas teknik dengan tingkat efisiensi gerakan, atau dengan kata lain semakin baik tingkat keterampilan teknik atlet, maka semakin efisien tenaga yang diguanakan oleh atlet dalam pertandingan.
Adapunfungsi teknik secara umum dalam olahraga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai gerakan atau mempraktekkan gerakan yang telah mereka pelajari dalam bidang olahraga untuk mencapai sesuatu.
B.  Teknik dan Gaya
Teknik dalam olahraga merupakan model tertentu dari suatu gerakan yang didasari oleh keadaan tubuh secara morphologis, fisiologis, dan biomekanisme serta merupakan pemecahan-pemecahan tugas gerakan yang dikembangkan dan diterapkan secara rasional.
Model teknik dalam olahraga sepakbola berbeda dari model teknik renang, lari, basket, ataupun cabang olahraga yang lainnya. Olehkarena itu dapat dikatakan bahwa teknik merupakan karakter satu cabang olahraga dan sekaligus dapat membedakan tuntutan gerak cabang olahraga. Karena beranekaragam teknik olahraga yang ada maka sulit bagi kita untuk membuat suatu model yang tepat untuk teknik-teknik tersebut.
Tiap olahraga atau cabang olahraga mempunyai teknik standar tersendiri yang harus diikuti oleh pelatih dan atlet dalam melakukan pembinaan prestasi olahraga. Teknik standar dalam dalam olahraga voly adalah service, passing ats, passing bawah, memukul, dan membendung. Sedangkan teknik standar dalam olahraga sepak bola adalah passing, dribbling, shooting, heading, stopping, dan lain-lain. Begitu juga dengan cabang olahraga yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik olahraga itu tergantung cabang olahraga itu masing-masing. Setiap cabang olahraga mempunyai perlakuan yang berbeda-beda.
Sedangkan gaya (style) menurutBompa (1999) berasal dari imajinasi individual seseorang dalam memecahkan problem teknik atau kebiasaan melakukan suatu aksi motorik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gaya merupakan suatu bentuk temuan aksi motorik khusus individu atlet yang dilakukannya secara berulang-ulang dalam menyelesaikan suatu tugas gerakan sehingga kemudian menjadi suatu kebiasaan aksi motorik yang melekat pada atlettersebut.
Dengan kata lain, gaya merupakan hasil kreatifitas seorang atlet dalam memecahkan persoalan teknik yang dihadapinya yang terlihat dalam bentuk aksi motorik khusus. Sedangkan teknik merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memecahkan suata tugas gerakan baik pada saat latihan maupun dalam pertandingan.

C.  Teknik dan Koordinasi Gerakan
Olahraga pada hakikatnya adalah aktifitas gerak yang dilakukan manusia baik untuk kebutuhan gerak sehari-hari seperti berjalan, menaiki tangga, menyapu lantai, mengepel lantai rumah, dll untuk memenuhi tuntutan gerak yang melebihi kebutuhan gerak sehari-hari seperti mencangkul, memanjat pohon, memikul beban, termasuk berolahraga.
Gerak koordinasi dapat dikelompokkn atas koordinasi kasar, koordinasi halus, dan koordinasi terhalus. Ketiga pengelompokkan gerakan ini menggambarkan kualitas suatu gerakan. Gerakan dengan koordinasi kasar menunjukkan kualitas koordinasi gerakan yang paling rendah. Pada tingkat koordinasi kasar ini masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan gerakan terlebih ketika melakukan kegiatan yang sulit. Koordinasi halus tingkat kesalahan gerakan semakin diperkecil dan sipelaku mampu melakukan gerakan dengan lancar dan tingkat kesalahan yang rendah. Koordinasi terhalus (terbaik) adalah suatu gerakn hampir tanpa kesalahan gerakan. Dalam tahap ini seseorang mampu melakukan gerakan-gerakaan dalam olahraga dengan lancar, cepat serta dengan kualitas koordinasi gerak yang sangat baik.
Koordinasi gerakan menurut Meinel/Schnabel dalam Baumann dan Reim (1984:109) meliputi: (1) stuktur gerakan, (2) irama gerakan, (3) hubungan gerakan, (4) luas gerakan, (5) kelancran gerkan, (6) tempo gerakan, (7) kekutan gerakan, (8) ketepatan gerakan, dan (9) kekonstanan gerakan.
D.  Tingkatan Teknik dalam Olahraga
Pada dasarnya teknik dapat dibedakan berdasarkan tuntutan atau kebutuhan suatu cabang olahraga. Oleh karena itu setiap cabang olahraga membutuhkan teknik yang berbeda-beda. Salah satu elemen yang membedakan aktivitas cabang olahraga adalah teknik atau keterampilan motorik yang diperlukan (Bompa & Haff, 2009). Kebutuhan teknik dalam permainan sepak bola berbeda dengan kebutuhan teknik dalam permainan basket, bola voli, bulutangkis, dan lain-lain. Begitu juga dengan cabang-cabang olahraga perorangan seperti pencak silat, karate, gulat, judo, dan lain sebagainya. Setiap cabang olahraga memiliki teknik tersendiri secara khusus dan itulah yang membedakannya dengan cabang olahraga lainnya.
Berdasarkan tingkat penguasaan seseorang terhadap suatu teknik olahraga tertentu, maka teknik dalam olahraga dapat dibedakan atas tiga tingkatan yaitu:
1.    Teknik dasar
Teknik dasar seringkali disebut sebagai teknik standar yang terdapat pada setiap cabang olahraga. Bompa & Haff (2009) mengemukakan bahwa setiap kegiatan cabang olahraga mempunyai suatu standar teknik atau model teknik tertentu. Teknik dasar merupakan dasar-dasar teknik yang terdapat pada setiap cabang olahraga. Misalnya dalam cabang olahraga bolavoli terdapat teknik dasar seperti servis, passing bawah, passing atas, umpan, spike / smash dan teknik block. Pada cabang olahraga bolabasket ada teknik dribbling, passing, shooting dan lain-lain. Begitu juga dalam cabang bela diri seperti karate, judo, pencak silaat dan lain-lain, yang masing-masingnya memiliki teknik-teknik tersendiri yang membedakan antara satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lainnya.
Teknik dasar ini merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berlatih suatu cabang olahraga. Oleh karena merupakan keterampilan dasar maka teknik dasar dapat dilakukan dengan lebih mudah dan belum begitu memerlukan kondisi fisik. Meskipun demikian ada juga teknik-teknik olahraga yang pelaksanaannya  sangat membutuhkan kondisi fisik seperti teknik spike dan block dalam permainan bola voli, dimana untuk melakukan teknik spike  dan block perlu didukung oleh kekuatan loncat yang tinggi, tanpa itu teknik spike  dan block tidak dapat dilakukan dengan baik dan efektif.
Penguasaan teknik dasar sangat ditentukan oleh tingkat kondisi fisik orang yang melakukannya. Dengan kata lain kualitas kondisi fisik sangat menentukan tingkat penguasaan suatu teknik atau keterampilan motorik yang dipelajari. Teknik dasar suatu cabang olahraga dapat ditingkatkan dan dikuasai dengan baik apabila didukung oleh kondisi fisik yang menentukan penguasaan teknik dasar tersebut.
2.    Teknik Lanjutan
Sebagai bentuk pengembangan dari teknik dasar adalah teknik lanjutan, yaitu penguasaan teknik cabang olahraga dengan tingkat  koordinasi halus. Pada tingkat koordinasi halus ini seseorang mampu melakukan teknik cabang olahraga dengan baik dan lancar, meskipun dalam kondisi yang tidak menguntungkan untuk melakukan teknik tersebut. Pada tahap ini diperlukan dukungan kondisi fisik yang lebih sulit dari pada tahap sebelumnya. Semua teknik dasar dalam setiap cabang olahraga dapat dilakukan dengan benar dan lancar meskipu dengan tuntutan kondisi yang semakin kompleks. Misalnya, seseorang mampu melakukan passing atas dengan bergerak ke depan, ke belakang dan ke samping atau melakukan shooting  ke ring basket sambil meloncat, dan lain sebagainya.
Dalam arti koordinasi gerakan, pada teknik lanjutan terjadi peningkatan kualitas gerakan teknik atau keterampilan motorik cabang olahraga secara signifikan. Oleh karena pada teknik lanjutan telah didukung oleh faktor kondisi fisik yang menjadi prasyarat penguasaan teknik yang dipelajari. Faktor kondisi fisik yang mendukung memberikan peluang kepada seseorang untuk menguasai suatu teknik atau keterampilan motorik cabang olahraga tertentu dengan baik. Di samping itu tertentu saja memungkinkan seseorang atau atlet dapat lebih mengembangkan variasi-variasi gerakan teknik melebihi teknik dasar yang di pelajari sebelumnya.


3.    Teknik tinggi
Teknik tinggi disebut juga sebagai teknik atau keterampilan motorik dengan tingkat kesulitan tinggi, karena secara kualitas berada di atas teknik dasar dan teknik lanjutan. Artinya, pada teknik tinggi ini atlet mampu melakukan berbagai bentuk variasi gerakan teknik cabang olahraga dengan tingkat koordinasi gerakan yang terbaik / terhalus. Pada tingkat ini, seringkali muncul aksi-aksi motorik atlet yang mengejutkan dalam suatu kompetisi. Teknik-teknik spektakuler seperti memasukkan bola ke gawang lawan dengan cara loncat salto ke belakang (back salto) atau kemampuan menendang bola dengan putaran yang bervariasi merupakan bentuk-bentuk teknik tinggi dalam olahraga sepakbola.
Pada contoh lain misalnya, pada olahraga sepak takraw, atlet mampu melakukan smes dengan kaki di atas kepala sambil loncat dengan koordinasi gerakan yang sangat baik. Semua contoh yang dikemukakan di atas menunjukkan tingkat penguasaan dan pengembangan teknik olahraga yang dilakukan oleh atlet yang terlatih dengan baik, baik secara fisik maupun secara teknik cabang olahraganya. Penguasaan dan pengembanganteknik olahraga hanya dapat dilakukan oleh seorang atlet apabila atlet telah memiliki kondisi fisik yang prima sesuai dengan tuntutan olahraganya.
Pengembangan teknik tinggi sangat ditentukan oleh kemampuan kondisi fisik, karena teknik tinggi dilakukan dalam keadaan yang bervariasi dan dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Bila ditinjau dari sudut teori gerak maka teknik tinggi dapat dikategorikan sebagai tingkat belajar motorik ketiga, dimana setiap gerakan dapat dilakukan dengan koordiinasi yang sangat baik dan lancar.
E.  Latihan teknik sebagai belajar motorik
Latihan teknik dalam olahraga adalah mempelajari gerakan yang baru atau memperbaiki dan menyempurnakan gerakan-gerakan yang telah dikenai atau lelah dipelajari. Pada dasarnya belajar motorik identik dengan belajar gerak yang dalam olahraga prestasi diartikan dengan latihan teknik (Hotz / Weineck, 1983: 9).
Dalam pengertian lain Rieder (1977: 45) mengemukakan bahwa belajar motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuan-kemampuan motorik melalui pengoptimalan faktor-faktor persyaratan luar dan dalam yang bertujuan untuk mendapatkan / memperoleh kemampuan, keterampilan motorik dan tingkah laku tertentu. Proses perbaikan kemampuan tersebut berlangsung secara bertahap yang menurut Meinel (1977: 223) diklasifikasikan atas tahap penerapan keterampilan-keterampilan motorik secara bervariasi. Pentahapan ini juga ditemukan dalam belajar dan berlatih teknik olahraga.
Pada tahap awal seseorang dalam belajar teknik berusaha untk mendapatkan atau memperoleh suatu bentuk teknik baik secara kognitif maupun secara praktis (motorik). Seseorang tidak hanya dituntut bisa melakukan suatu bentuk gerakan teknik dengan benar, tetapi juga dituntut mengerti dan memahami proses jalannya gerakan teknik tersebut. Pada tahap awal atau tahap penemuan / perolehan ini sangat diperlukan peran daya fikir (kognitif) untuk mengetahui dan memahami proses pelaksanaan suatu teknik olahraga secara benar.
Setelah suatu teknik olahraga dikenal secara kognitif, kemudian diuji cobakan secara berulang kali sampai teknik yang dipelajari dapatdilkukan dengan benar sesuai model teknik yang sebenarnya. Pada tahap ini sangat diperlukan bantuan koreksi gerakan oleh pelatih, karena atlet masih mengalami banyak kesalahan gerakan. Kualitas teknik yang ditampilkan pada tahap ini masih rendah atau kurang baik, atau dengan kata lain bahwa koordinasi gerakannya masih kasar (belum terkoordinasi secara baik). Akan tetepi telah dapat melakukan dalam situasi dan kondisi yang sederhana dan mendukung terlaksananya gerkan.
Pada tahap berikutnya, model teknik yang telah diperoleh tadi kemudian diltih secara berulang ulang sehingga menghasilkan apa yang disebut sebagai stabilisasi teknik, yaitu suatu tekni olahraga dapat dilakukan secara benar dan stabil. Stabilisasi teknik yang benar hanya dapat diperoleh melalui latihan-latihan dengan penggunaan metode dan pengaturan beban latihan yang tepat dan benar.
Akhir dari proses latihanyang bertahap ini akan menghasilkan suatu keterampilan teknik yang stabil dan mantap yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Sebagai belajar motorik, penguasaan suatu teknik olahraga diperoleh melalui proses pembinaan dan latihan secara bertahap yang menurut Rothing dan Grossing (1985: 43) tendiri dari empat fase belajar motorik, yaitu:
1)   Pengembangan koordinasi kasar.
2)   Pengembangan koordinasi halus.
3)   Pengembangan koordinasi terhalus atau terbaik.
4)   Stabilisasi dan otomatisasi koordinasi (bentu terhalus) dan kemampuan menggunakannya secara variatif.
F.   Metode-metode Latihan Teknik
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa teknik olahraga adalah suatu bentuk keterampilan motorik (gerakan) dalam olahraga atau cabang olahraga tertentu secara kualitas dapat dievaluasi melaluipengamatan (observasi) ciri-ciri koordinasi gerakan. Peningkatan kualitas teknik cabang olahraga dapat dilakukan melalui pengulangan bentuk keterampilan teknik yang dipelajari dan didukung oleh faktor kondisi fisik yang diperlukan serta penggunaan metode latihan yang tepat. Pembinaan komponen teknik dalam olahraga memerlukan pendekatan dan cara yang berbeda denngan pembinaan dan latihan untuk peningkatan kondisi fisik.
Teknik-teknik dalam olahraga atau teknik olahraga dapat dibedakan atas tekik olahraga siglik (berenang dan berlari) dan teknik olahraga asiglik (lompat jauh, lompat tinggi). Teknik dalam olahraga siklik merupakan teknik atau keterampilan gerakan dengan pembagian/pengelompokan struktur gerakan dalam suatu vase utama dan vase antara. Sedangkan teknik dalam olahraga asiklik mempunyai suatu struktur gerakan yang terdiri dari tiga yaitu vase persiapan, vase utam, dan vase akhir.
Secara umum metode latihan teknik menurut Rothig dan Grossing (1985: 43-47) dapat dibedakan antara dua sudut pandang yaitu :
a)    Ditinjau dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet.
b)   Dari sudut pandang orang yang melatih atau pelatih.
 Jika ditinjau dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet, maka metode latihan teknik dapat dibedakan atas :
1.    Training aktif
Training aktif diartikan sebagai keterlibatan seorang atlet dalam proses pembinaan dan latihan suatu teknik olahraga secara intensif dan kontiniu. Peningkatan kualitas teknik olahraga hanya dapat diilakukan melalui pengulangan teknik yang dipelajari secara benar dengan penggunaan metode latihan yang tepat. pembinaan dan latihan teknik olahraga memerlukan suatu pengaturan yang tepat baik menyangkut tata urut kegiatan dalam satu pertemuan maupun pengaturan beban terutama pengturan kerja dan istirahat.
2.    Training Observasi
Training melalui pengamatan (training observasi) menuntut suatu contoh gerakan yang tepat. Contoh gerakan ini biasanya di berikan dalam bentuk informasi visual seperti gambar, video, demonstrasi gerak suatu teknik olahraga oleh pasangan latihan dan lain sebagainya.
3.    Training Mental
Training mental (mentales training) mengandung konsep berfikir intensif dari suatu jalannya gerakan tampa melakukan gerakan dalam waktu bersamaan atau simultan (Rothif at al, 1983: 241). Tujuan metode latihan ini adalah untuk mempengaruhi persiapan seorang atlet secara lebih baik melalui pemahaman dan pengenalan situasi-situasi secara spesifik.
Jika ditinjau dari sudut pandang orang yang melatih atau instruktur dan guru olahraga , maka metode latihan teknik dapat dibedakan atas :
1. Metode mengajar global-komplek
Metode mengajar global-komplek adalah metode menyatukan proses atau      jalannya gerakan untuk disatukan menjadi keseluruhan gerakan.
2. Metode analisis sintesis
Metode analisis sintesis adalah pengelompokan proses gerakan untuk      disatukan menjadi kesatuan gerakan.
3. Metode pengembangan
Metode pengembangan adalah metode yang memberikan kesempatan kepada atlit untuk mencoba dan berlatih sendiri berdasarkan tugas-tugas gerakan yang diberikan.
4. Metode elementer
Metode elementer adalah suatu pengelompokan suatu gerakan kedalam elemen-elemen  gerakan secara fungsional.
G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Belajar dan Berlatih Teknik
Keberhasilan individual atlit dalam belaar dan berlatih teknik ditentukan oleh beberapa faktor, menurut Rieder/Lehnertz (1983) terdiri dari: (1) faktor kondisi fisik, (2) penglaman gerakan, (3) bakat dan kemampuan belajar, (4) motivasi, (5) bentuk informasi dan instruksi yang diberikan, (6) dan Lingkunagan.
1.    Kondisi Fisik
Kondisi yang baik merupakan persyaratan utama untuk menguasai dan mengembangkan suatu keterampilan teknik olahraga.
2.    Pengalaman Gerkan
Pengalaman atau perbendaharaan gerakan baik yang dimiiliki sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar dan berlatih.
3.    Bakat dan Kemampuan Belajar
Bakat dan kemampuan belajar yang dimiliki merupakan faktor bawaan manusia dibawa sejak lahir.
4.    Motivasi
Motivasi yang tinggi tidak hanya dibutuhkan dalam pembinaan dan latihan teknik, akan tetapi diperlukan dalam semua proses pembinan dan latihan untuk meraih suatu prestasi puncak atlit.
5.    Bentuk Informasi dan Instruksi yang diberikan
Untuk mengoptimalkaan seseorang atau atlet dalam belajar dan berlatih teknik perlu diperhatikan jenis informasi dan instruksi yang diberikan. Informasi dan instruksi merupakan metode penyampaian dan penerimaan informasi dalam belajar dan berlatih teknik. Penerimaan informasi dan instruksi oleh seseorang dalam berlatih dan belajar teknik dapat dilakukan dentan dengan indra penglihatan, pendengaran,indra peraba.
6.      Lingkungan
Yang dimaksudkan factor lingkungan adalah yang berkaitan dengan sarana dan prasarana iklim, cuaca, temperature dan lain-lain. Factor ini juga besar pengaruhnya dalam belajar dan berlatih teknik olahraga. Sarana dan prasarana yang lengkap tentu akan berpengaruh besar bagi seseorang dalam belajar dan berlatih teknik. Perlengkapan dan peralatan latihan yang lengkap, cuaca yang baik dan temperature yang sejuk tentu akan sangat membantu seseorang dalam menguasaisuatu keterampilan teknik olahraga.

















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Teknik dalam olahrga merupakan salah satu unsur atau komponen prestasi yang menunjukkan spesifikasi cabang olahraga karena berbeda bentuknya antara satu cabang olahraga dengan cabang lainnya. Penguasaan suatu teknik olahraga tertentu memerlukan proses belajar dan latihan yang ditentukan oleh bakat dan kemampuan belajar, pengalaman gerakan, motivasi, kondisi fisik informasi, dan instruksi dalam pembinaan serta faktor lingkungan.
Teknik pada dasarnya menunjukkan tingkat kemampuan koordinasi seseorang dalam melakukan suatu gerakan. Semakin baik penguasaan suatu teknik olahraga tertentu maka semakin baik pula tingkat koordinasi gerak yang dilakukan. Dengan kata lain kualitas teknik ditentukan oleh tingkat koordinasi gerakan. Penguasaan teknik menujukkan tingkat keterampilan seseorang terhadap bentuk-bentuk teknik olahraga.
Teknik berbeda dengan gaya. Teknik dalam olahrga merupakan model tertentu dari suatu gerakan yang di dasarin oleh keadaan tubuh secara morfologis, fisiologis, dan biomekanis, serta merupakan pemecahan-pemecahan tugas gerakan yang dikembangkan dan diterapkan secara rasional. Sementara gaya merupakan hasil kreatifitas seseorang atlit dalam memecahkan persoalan teknik yang dihadapi yang terlihat dalam bentuk aksi motorik khusus. Bentuk aksi motorik khusus ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri atlit tersebut.
B.  Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati.
DAFTAR PUSTAKA
Bompa, Tudor O. Theory and methodology of training.Dubuque,lowa: Kendal / hunt publishing company. 1983
Pate, Russel R ;Bruce McCclenaghan and Robert rotella. Dasar-dasar ilmu melatih dasar. Terjemahan oleh Drs.Kasiyo Dwijowinoto, MS. Semarang: IKIP Semarang Pres, 1993
Rieder, Hermann. Bewegungslehere des sport. Band 2. Schorndorf: verlag karl hofmann. 1997
Rieder, Hermann und K.lehnertz. Bewegungslehere des technik training. Lehrbriet fur die .Bad homburg: Limpert verlag . 1985
Rothig, Peter und Stefan Grossing. Training sport. Bad Homburg. Schorndorf: verlag karl hofmann. 1997
http://bagendit-streetball.blogspot.com/2010/08/teknik dalam olahraga.html
https://www.google.com/#q=Faktor penentu belajar teknik.ei#45-0utr-0utf

 



3 komentar: